Pokok - Pokok Pemikiran Rene Descartes
Mari Kita Mengenal lebih dalam Filsuf yang terkenal dengan pokok pemikirannya "cogito ergo sum"
Dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode(1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).
Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena
pendakatan pemikirannya bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali
kenyataan bahwa seseorang bisa berfikir. Ini juga membuktikan
keterbatasan manusia dalam berfikir dan mengakui sesuatu yang di luar
kemampuan pemikiran manusia. Karena itu, ia membedakan "fikiran" dan
"fisik". Pada akhirnya, kita mengakui keberadaan kita karena adanya alam
fikir.
Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:
- "Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am) Atau, I think, therefore I exist.
Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang memengaruhi perkembangankalkulus modern.
Pokok pemikiran descartes menghasilkan karyanya antara lain yaitu :
I. Pengetahuan yang Pasti
Karya filsafat Descrates dapat dipahami dalam bingkai konteks pemikiran
pada masanya, yakni adanya pertentangan antara scholasticism dengan
keilmuan baru galilean-copernican. Atas dasar tersebut ia dengan misi
filsafatnya berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan.
Metodenya ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang ada, yang
kemudian mengantarkannya pada kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia
kategorikan ke dalam tiga bagian dapat diragukan.
1.Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan,
semisal kita memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak
bengkok.
2.Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat
akan jatuh juga dapat diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika
kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita
mendapatkan pengetahuan umum tersebut
3.Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia
ragukan. Ia menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa
memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam
suatu matriks.
II. Ontologi Tuhan dan Benda
Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya
membuktikan bahwa Tuhan ada dan kemudian membuktikan bahwa benda
material ada.
Descrates mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus
lebih besar, sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia
memiliki suatu gagasan tentang Tuhan adalah suatu makhluk sempurna yang
tak terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin muncul/disebabkan oleh
pengalaman dan pikiran diri sendiri, karena kedua hal tersebut merupakan
sesuatu yang tidak sempurna dan dapat diragukan sehingga tidak memenuhi
prinsip sebab lebih sempurna dari akibat. Gagasan tentang Tuhan yang
ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah
makhluk sempurna yang menaruhnya dalam pikiran saya, yakni Tuhan.
III. Metafisika
Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda
material yang terbatas (objek-objek fisik seperti meja, kursi, tubuh
manusia, dan sebagainya), benda mental-nonmaterial yang terbatas
(pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas
(Tuhan).
Ia juga membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia.
Pembagian ini juga mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas
material sebagai ranah bagi keilmuan baru yang dibawa Galileo dan
Copernicus, realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika, dan
sejenisnya.
Namun, dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi
berbagai filsuf lainnya seperti Barkley misalnya. Problem utama dari
dualisme tersebut ialah bagaimana pikiran dan tubuh berinteraksi satu
sama lainnya. serta terjebak dalam pilihan ekstrem, baginya benda hidup
selain manusia (contoh:hewan) tidak memiliki pikiran dan jiwa, sehingga
hanya dipandang sebagai bentuk material sama halnya seperti mesin.
Refrensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar